hot spring cafee sirui beach

Rabu, 17 November 2010

Tempat Wisata Pulau Weh



Tempat Wisata
Pulau Weh mempunyai keunikan dan keindahan akan kecantikan alami dan tempat-tempat sejarah. Selain daripada meriam-meriam dan benteng-benteng kuno, masih banyak lagi obyek masa lalu yang menarik. Beberapa tempat menarik adalah sebagai berikut.
Taman Laut Rubiah

Taman Laut Rubiah terletak sekitar 23,5 km sebelah barat kota Sabang, dapat dicapai melalui darat, atau sekitar 7 km dengan menggunakan perahu boat, dan terletak bersebelahan dengan desa Iboih. Pemerintah Indonesia telah menentukan daerah perairan ini, sekitar 2600 hektar sekitar pulau Rubiah sebagai daerah special nature reserve. Terletak di teluk Sabang, dimana air disini relatif tenang dan sangat jernih (25 m visibility) laut disini diisi oleh bermacam trumbu karang dan ikan bermacam warna. Dapat ditemukan gigantic clams, angel fish, school of parrot fish, lion fish, sea fans, dan banyak lagi.

Bagi penggemar snorkel berpengalaman, Octopus dan Stingrays dapat dilihat disini. Berjemur sinar matahari di pantai dengan pasir yang halus dan putih dapat dilakukan pada pantai yang berseberangan. Tempat ini merupakan surganya turis penggemar snorkel dan selam.Terumbu karang hanya berjarak sekitar 5 meter dari tepi pantai berpasir.
Akomodasi berupa makanan dan penginapan tersedia di desa Iboih. Iboih adalah desa kecil dimana kondisi dan layanan penduduk sangat menunjang kenyamanan dalam menikmati atraksi alam sekitar.

Hutan Wisata Iboih terletak bersebelahan dengan Taman Laut Rubiah, dengan luas sekitar 1300 hektar dan juga merupakan daerah terlindung. Hutan ini merupakan hutan hujan tropis yang masih tinggi kerapatannya tetapi selalu mengundang pengunjung untuk menikmati keindahan keasliannya. Hutan ini tempat bagi beragam binatang, banyak terdapat monyet, reptil kecil dan besar, dan burung beraneka warna termasuk burung dara Nicobar yang tidak terdapat di bagian lain Indonesia.
Pantai

Pantai di pulau Weh sangat beragam dan sangat menarik untuk dikunjungi. Pantai Kasih adalah pantai yang paling dekat dengan kota Sabang. Sekitar dua km ke arah Barat Daya terdapat pantai berbatu dengan banyak pepohonan kelapa sepanjang semenanjung. Di sepanjang semenanjung ini juga dapat ditemui beberapa peninggalan Perang Dunia II berupa benteng-benteng tempat senjata berat seperti meriam.
Mengikuti sepanjang pantai sekitar dua kilometer kita akan sampai di Pantai Tapak Gajah. Jika kita teruskan maka akan sampai di Pantai Sumur Tiga. Pasir putih yang halus dan air yang jernih sangat ideal untuk berenang dan snorkel. Sekitar dua kilometer dari Pantai Sumur Tiga terdapat Pantai Ujung Kareung. Disini banyak terdapat terumbu karang, ikan-ikan karang, dan juga bintang laut di dekat pantai. Pantai yang indah lainnya dapat ditemui di Gapang, yaitu pantai berpasir putih yang luas dan indah di dekat desa Iboih, arah Barat kota Sabang.
Gua Pantai

Terdapat beberapa gua alami di pantai barat Pulau Weh yang terletak berseberangan dengan Hutan Wisata Iboih. Gua-gua ini menghadap ke samudra dan dihuni bermacam burung, kelelawar, dan ular. Menjelajahi tempat ini dengan menggunakan perahu harus didampingi oleh penduduk lokal karena lokasi yang cukup sulit dijangkau, dan berbahaya, terutama antara bulan Mei dan September saat musim angin Barat. Kondisi ini sangat menantang bagi pencinta gua.

Senin, 15 November 2010

panorama bawah laut pulau Sabang ( Weh island )

                               

                                                              

Mengenal Titik Nol Indonesia



BANDA ACEH, KOMPAS.com — Semua orang Indonesia pasti hafal lagu "Dari Sabang Sampai Merauke" karangan R Surarjo. Begitu populernya lagi ini sampai-sampai sebuah produk mi instan menggunakannya sebagai jingle iklan. Bahkan, seorang calon presiden dalam pilpres lalu ikut menumpang kepopuleran lagu ini dengan menjadikannya sebagai jingle iklan kampanye.

"Dari Sabang Sampai Merauke" adalah gambaran luas wilayah Indonesia yang membentang dari Sabang, sebuah pulau kecil di ujung utara Pulau Sumatera, hingga Merauke, sebuah kota di sisi timur Pulau Papua. Nah, jika bicara jarak bentangan negeri Nusantara ini, di manakah titik nol kilometer Indonesia?

Merujuk pada lagu di atas, titik nol itu ada di Kota Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam. Di sana ada Tugu Kilometer Nol. "Lokasi ini (Kilometer Nol) banyak dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara, apalagi setelah jalan menuju tempat bersejarah tersebut kini sudah mulus. Yang diperlukan sekarang kiat untuk mempromosikannya," kata tokoh masyarakat setempat, Adnan Hasyim, di Sabang, Selasa .

Tugu Kilometer Nol merupakan sebuah bangunan yang menjulang setinggi 22,5 meter berbentuk lingkaran berjeruji. Semua bagian tugu ini dicat berwarna putih. Di bagian atas lingkaran ini menyempit seperti mata bor. Di puncak tugu bertengger patung burung garuda menggenggam angka nol. Sebuah prasasti marmer hitam menunjukkan posisi geografis tempat ini: Lintang Utara 05 54' 21,99" Bujur Timur 95 12' 59,02".

Tugu ini berdiri di sebuah bukit yang sepi dengan laut biru membentang di bawahnya. Pemandangan dari atas bukit ini cantik sekali dengan pemandangan laut membiru dan suara angin menderu. Tempat ini merupakan sebuah kawasan hutan lindung di ujung Pulau Weh. "Pemandangannya indah. Sore hari bisa kita saksikan matahari terbenam karena berada ujung paling barat di pulau tersebut," tutur Adnan.

Sarana transportasi menuju Tugu Kilometer Nol yang diresmikan mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala BPPT BJ Habibie sekitar tahun 1997 itu sudah selesai dibangun Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias sepanjang 29 km dari pusat Kota Sabang. Sepanjang jalan menuju lokasi Tugu dikelilingi hutan dan pantai. Perjalanan ke sana adalah keindahan yang lain. Puluhan monyet dapat dijumpai sepanjang jalan.

KARAKTERISTIK OBJEK WISATA SABANG

“Tantangan Dan Peluang Bagi Arus Masuk Investasi”

Sabang sejak tahun 2002 ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas melalui UU No. 37 Tahun 2000. Secara geografis, letak Sabang yang strategis karena berada pada jalur lalu lintas pelayaran (International Shipping Line) dan penerbangan Internasional menjadikan posisinya begitu sentral sebagai pintu gerbang arus masuk investasi, barang dan jasa dari dalam dan luar negeri.  Sabang menjadi bufferzone bagi kapal-kapal kontainer atau kapal-kapal kargo lainnya yang melalui Selat Malaka dan Samudera Hindia.  Dengan berkembangnya Kota ini sebagai  sentral industri padat teknologi yang dapat memberikan manfaat di masa depan dan untuk mengembangkan industri, serta dapat pula berfungsi sebagai pengumpul dan penyaluran hasil produksi dari dan ke seluruh wilayah Indonesia serta negara-negara lain.

Selain itu kawasan sabang juga terkenal dengan pemandangan alam yang indah, dan dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata.  Pemerintah Kota merencanakan  Kota Sabang pada tahun 2021 sebagai kawasan wisata yang mempunyai kelengkapan fasilitas yang menunjang kegiatan pariwisata secara optiomal.

Kawasan Sabang sebagai salah satu tujuan wisata, diandalkan sebagai salah satu sumber devisa untuk membiayai pembangunan daerah.  Objek wisata beraneka raham dan tersebar di kawasan sabang.  Beberapa daerah hanya memiliki sedikit objek wisata alam maupun budaya, namun ada pula daerah yang memiliki objek wisata yang cukup lengkap dari mulai wisata pantai, danau, gunung, serta budaya.  Oleh karena itu potensi wisata yang belum dikembangkan harus mulai sedikit demi sedikit dibenahi.  Pengembangan ini perlu didukungt dengan pengetahuan yang cukup mendalam tentang karakteristik dan manajemen suatu objek wisata, karakter pola aktivitas wisatawan, dan fasilitas yang ada saat ini.`

Karakteristik Object Daerah Tujuan Wisata Secara umum kita dapat melihat kondisi objek-objek wisata yang ada di kawasan Sabang, yang dari sudut pandang ini akan dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu : berkembang dan belum berkembang.  Ada beberapa parameter yang dapat kita lihat kondisi objek-objek ini, yaitu :

Perencanaan secara manajerial yang dilakukan oleh pengelola ODTW dan Perencanaan manajerial secara strategis dari segi pemasaran, SDM, total pelayanan jasa dll yang sudah dilakukan pihak pengelola ODTW selama kurun waktu tertentu.

Kita bisa membandingkan pada karakteristi Objek wisata yang telah berkembang yaitu : Aksesibilitas ke lokasi yang cukup baik, Jumlah pengunjung relatif banyak, Promosi telah ditangani dengan cukup baik, Ketersediaan fasilitas wisata cukup lengkap, Pengelolaan sudah dilakukan, Adanya dukungan pihak swasta dengan penyediaan sarana-sarana penunjang

Objek wisata yang belum berkembang missal : Aksesibilitas ke lokasi yang kurang baik, Jumlah pengunjung relatif sedikit, Promosi belum telah ditangani dengan cukup baik, Ketersediaan fasilitas wisata yang tidak lengkap, Pengelolaan sudah dilakukan belum dengan baik, Belum adanya dukungan pihak swasta dengan penyediaan sarana-sarana penunjang sehingga suasana ODTW menjadi kurang semarak atau sepi, Atraksi wisata yang ditawarkan terlalu sedikit, tidak bervariasi dan kurang unik.

Potensi wisata yang ada di kawasan Sabang ini lebih banyak merupakan potensi alam. Kawasan ini cenderung belum memiliki linkage yang baik dengan kawasan-kawasan yang ada di sekitarnya.  Rute perjalanan wisata yang harus dikembangkan pada kawasan ini adalah rute yang memungkinkan perjalanan ke beberapa objek yang menarik.  Hal ini akan memungkinkan kunjungan wisata yang bukan hanya kunjungan harian tapi juga kunjungan dalam waktu yang lama, terutama untuk para wisatawan mancanegara.

Potensi wisata yang belum dikembangkan adalah seni dan budaya.  Berbagai macam kesenian dan keanekaragaman budaya masyarakat di kawasan Sabang harus dikembangkan untuk mewarnai suasana pariwisata budayanya.  Apabila kita menengok kondisi sejarah kawasan sabang akan dapat ditelusuri dan ditemukan objek-objek wisata yang dapat dipelajari.  Kemudian kehidupan masyarakat dengan pola-pola budayanya dapat pula diciptakan sebagai atraksi wisata pendukung dari ODTW yang terdapat di kawasan wisata Sabang. Ragam jenis objek wisata yang ada di kawasan Sabang bervariasi, baik wisata alam maupun budaya.  Jika diklasifikasikan objek wisata dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu wisata Alama dan wisata Budaya.  

1, Wisata Alam,  wisata yang penekanan objeknya kepada keadaan alam fisik, fauna dan floranya. Objek wisata alam yang dapat diklasifikasikan ke dalam kategori ini adalah pantai, air terjun, sumber air panas, gunung/ kawah, sungai, agro wisata, gua, bumi perkemahan, taman rekreasi (taman bermain, kebun binatang, kebun buah/bunga dll). Sabang memiliki potensi dan objek wisata alam yang berbasiskan bahari seperti daya hayati pesisir lautan seperti populasi ikan hias, terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove dan berbagai bentang alam pesisir (coastal landscxape) unik lainnya, membentuk suatu pemandangan alamiah yang begitu menakjubkan.  Kondisi tersebut menjadi daya tarik yang sangat besar bagi wisatawan. Potensi utama untuk menunjang kegiatan pariwisata di wilayah pesisir dan laut adalah kawasan terumbu karang, pantai berpasir putih atau bersih, dan lokasi-lokasi perairan pantai yang baik untuk berselancar (surfing), ski air, serta kegiatan rekreasi air lainnya.  Luas kawasan terumbu karang yang terdapat di Indonesia mencapai 85.000 km2.  Umumnya perairan kawasan timur Indonesia memiliki terumbu karang yang lebih beraneka ragam.  Diperkirakan bahwa skosistem terumbu karang memiliki keragaman spesies sebanyak 335-362 spesies karang scleractinian dan 263 spesies ikan hias laut.  Hal ini menciptakan keindahan panorama alam bawah laut yang luar biasa bagi para penyelam, para wisatawan yang melakukan snorkeling, atau melihatnya dari atas kapal yang dasarnya berkaca (glass bottom boat). Oleh sebab itu, tidaklah berlebihan bila terumbu karang dapat dijadikan modal utama dalam pengembangan wisata bahari di Indonesia khusunya di sabang.

Daerah yang berpotensi dan dapat dikembangkan dan bahkan sudah menjadi objek wisata adalah : Pulau Rubiah Sekitar pulau ini memiliki kawasan taman laut seluas 2.600 hektar yang indah, pengunjung dapat melakukan aktifitas menyelam, snorkling, berperahu, menggunakan kano dan wisata bahari lainnya, Pulau Klah, Pulau Rondo, Pulau Seulako, Pantai Iboih merupakan pantai yang paling popular.  Pantai ini berada di areal sekitar 1.300 hektar di Desa Iboih, Kecamatan Sukakarya. Pantai Iboih memiliki  fasilitas bungalow serta beberapa warung sederhana yang berjejer rapi di tepi pantai. Aktifitas rekreasi yang dapat dilakukan adalah dapat berenang di pantai serta menyelam. Pantai Gapang memiliki fasilitas untuk menikmati keindahan laut, dan memiliki fasilitas lengkap bagi wisatawan yang tidak membawa peralatan sendiri. Aktivitas rekreasi yang dapat dilakukan adalah menyelam  Prasarana yang dimiliki  adalah bungalow juga sebuah hotel berbintang.  Bungalow mempunyai bentuk arsitektur panggung, yang terdiri dari satu ruangan kecil yang hanya sedikit lebih besar dari tempat tidur.  Bungalow-bungalow itu dibangun berkelompok membentuk kompleks menurut pemiliknya. Satu kompleks bungalow biasanya memiliki satu fasilitas sanitari dan tempat makan sendiri-sendiri walau masih terdapat rumah makan di kampung terdekat. Pengunjung biasanya adalah relawan atau pekerja yang beristirahat sejenak dari kesibukannya membantu perbaikan dan pembangunan Aceh, bahkan sudah memiliki repeaters. Pantai Kasih, Pantai Tapak Gajah, Pantai Sumur Tiga dengan pasir putihnya, Pantai Ujung Kareung, di Selatan sangat ideal untuk dikembangkan sebagai tempat mincing yang ideal, Pantai Anoi Itam, dengan pasirnya yang berwarna hitam, Pantai pasir Putih, Pantai Anoe itam, Pantai Lhung Angen.

Selain potensi dan objek wisata bahari, pulau Weh  juga memiliki danau-danau, yaitu : Danau Aneuk Laot seluas 30 hektar yang berkapasitas air 7 juta ton, yang merupakan salah satu sumber utama air tawar kota Sabang. Danau paya Seunara. Danau paya karieng. Paya Peuteupen. Paya Seumesi. Selain itu terdapat juga air terjun Pria Laot serta gunung api di daerah Jabol

2. Objek Wisata Budaya, adalah budaya dalam arti luas, tidak hanya meliputi kebudayaan tingkat budaya seperti kesenian, adat istiadat dan segala kebiasaan yang hidup ditengah-tengah suatu masyarakat.  Wisata budaya terdiri dari benda cagar budaya, padepokan, taman budaya, kampung/ masyarakat tradisionil, museum, makam/tempat ziarah, sentra kerajinan. Di kawasan Sabang berdasarkan data sementara yang telah penulis peroleh baik secara kunjungan lansung maupun browsing via internet penulis baru menemukan tiga objek budaya yaitu : Monumen Kilometer Nol, Benteng Buvark, Benteng Jepang. Pulau Weh sebagai pulau berpenghuni paling utara dijadikan tempat monumental sebagai patokan titik awal penghitungan jarak di Indonesia.  Titik awal itu diberi tanda dengan sebuah monumen yang diresmikan tanggal 9 September 1997 yang bernama “Monumen Kilometer Nol”, pengunjung yang sudah pernah mendatangi titik ini bisa mendapatkan sertifikat kedatangannya di kantor pariwisata kota Sabang. Tempat ini adalah tempat yang monumental, memiliki nilai strategis bagi kedaulatan wilayah Negara Indonesia, fasilitas yang dimiliki adalah bangunan monumen serta papan petunjuk  yang berisi bahwa tempat itu sebagai titik acuan penghitungan jarak di Indonesia. Sebagai sebuah objek wisata, tugu KM-0 sudah memadai. Pepohonan tertata rapi, pelindung dan lokasinya yang berada di tengah hutan, yang masih memiliki kehidupan faunanya yaitu monyet-monyet liar. Benteng Buvark Benteng  Buvark di Ujong Meutigo berada di pinggir pantai dan cukup tinggi dari permukaan laut, menghadap ke Timur. Masih ada meriam yang tertinggal.  Pemandangan dari ketinggian ini sangat indah.  Air laut yang jernih menyibak keindahan bebatuan di dasarnya. Benteng Jepang Pemerintah Kota Sabang mempunyai kemauan keras untuk mengembangkan pariwisatanya. Hal ini untuk mempercepat pembangunan di pulau ini, yang tentunya berdasarkan potensi wisata yang dimilikinya.

Kawasan Sabang merupakan daerah yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata ini sebuah peluang bagi arus investasi. Akan tetapi terdapat permasalahan-permasalan yang menjadi tantangan dalam pengembangannya, hal ini dapat dirumuskan kedalam beberapa aspek misal : Objek  Wisata apakah yang berpotensi dan juga yang sudah dikembangkan di Kawasan Sabang?. Bagaimanakah mengembangkan daerah tujuan wisata di Kawasan Sabang melalui pendekatan manajerial dan standarisasi fasilitas sarana dan prasana pariwisata sebagai Object Daerah Tujuan Wisata?. Bagaimanakan mengembangkan pariwisata agar selaras dengan nilai-nilai Islami yang dimiliki?. Hal-hal tersebut terlebih dahulu harus diketahu melalui  penelitian atau perencanaan awal dilakukan untuk mengetahui objek wisata sudah ada, dan bahkan yang hanya masih merupakan potensi yang dapat dikembangkan sebagai Objek Daerah Tujuan Wisata Kawasan Sabang kemudian untuk dapat dikelola dengan manajemen yang baik. 


Oleh : Zulkarnaini Abd, SE,.
Penlis adalah Aktivis LSM Peace Generation of Acehness (PeGAH), serta pemerhati lingkungan dan wisata di Aceh "Aceh Independen 28 - 29 April 2008".

Kamis, 11 November 2010

30 Persen Kasus HAM Terkait Perusahaan


JAKARTA, MP - Wakil Ketua Komnas HAM bidang eksternal, Nur Kholis, mengatakan, sekitar 30 persen dari kasus dugaan pelanggaran HAM di Indonesia terkait dengan konflik antara perusahaan dan masyarakat. "30 persen kasus yang dilaporkan ke Komnas HAM terkait perusahaan yang beroperasi di Indonesia dengan masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan itu," kata Nur Kholis dalam diskusi Tantangan Penerapan "Roundtable on Sustainable Palm Oil" (RSPO), di Jakarta, Rabu.

Nur Kholis memaparkan, setiap tahunnya Komnas HAM menerima sekitar 5.000 laporan tentang dugaan pelanggaran HAM dan lebih dari 1.000 terkait dengan konflik perusahaan-masyarakat.

Ia menyadari bahwa investasi yang masuk dari berbagai perusahaan tersebut juga memiliki nilai penting bagi Indonesia.

Untuk itu, pihak Komnas HAM juga kerap mengundang sejumlah perusahaan yang dilaporkan kelompok masyarakat.

Menurut dia, kasus konflik perusahaan-masyarakat seringkali didominasi oleh adanya perbedaan dalam penerapan perangkat hukum formal dengan perangkat hukum lokal/adat, terutama yang dimiliki oleh pihak masyarakat adat.

"Di Indonesia didominasi oleh hukum lokal dan masyarakat adat. Mereka mempunyai perangkat hukumnya sendiri," kata Nur Kholis.

Ia mencontohkan, terdapat kelompok masyarakat adat yang tidak membutuhkan semacam sertifikat tanah untuk mengumumkan lahan yang mereka miliki sedangkan perusahaan sangat berpegang pada perangkat hukum legal-formal.

Nur Kholis mengemukakan, bila konflik antara perusahaan dan masyarakat terjadi maka biasanya pihak yang akan dimenangkan adalah pihak yang berpegang pada perangkat hukum-legal meski hal itu bisa dianggap mengabaikan hukum lokal/adat.

Ia menegaskan, Komnas HAM pada dasarnya independen dan imparsial, tetapi pada dasarnya secara moral Komnas HAM berpihak kepada pihak yang tertindas seperti masyarakat adat yang hak-haknya terabaikan.

Karena itu, ujar dia, berbagai pihak termasuk pihak perusahaan yang berinvestasi juga diminta untuk lebih banyak berdialog, khususnya dalam hal penegakan HAM.

Ia juga menyayangkan bahwa sesuai dengan perundanga-undangan, Komnas HAM hanya bisa mengajukan rekomendasi terhadap berbagai kasus pelanggaran HAM sehingga bila terdapat salah satu pihak yang tidak mematuhinya, maka tidak akan ada semacam hukuman bagi mereka.

"Komnas HAM membutuhkan agar kewenangannya diperluas tidak hanya hak untuk mengadakan penyelidikan dan memberikan rekomendasi," katanya. (red/*ant)

Minyak Habis Dalam Kurun Waktu 90 Tahun

 

JAKARTA, MP - Minyak akan habis dalam waktu 90 tahun sebelum energi alternatif ditemukan, demikian hasil penelitian terbaru dari Universitas California, Davis. Prediksi ini dipublikasikan secara online pada 8 November dalam jurnal Environmental Science & Technology.

Penelitian ini didasarkan pada teori bahwa investor jangka panjang adalah penaksir terbaik untuk menjelaskan mengapa dan kapan teknologi energi alternatif terbarukan menjadi biasa digunakan.

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa butuh waktu lama sebelum bahan bakar alternatif yang bisa diperbarui bisa bertahan, setidaknya dari perspektif pasar," kata pemimpin penelitian, Debbie Niemeier, profesor teknik sipil dan lingkungan pada Universitas California, Davis.

Niemeier dan rekannya Nataliya Malyshkina berencana membuat perangkat baru yang akan membantu pembuat kebijakan menyusun target-target yang realistis mengenai ketahanan lingkungan dan mengevaluasi kemajuan yang dicapai untuk sasaran-sasaran itu.

Dua unsur kunci dari teori baru ini adalah kapitalisasi pasar (berdasarkan harga saham) dan dividen dari perusahaan-perusahaan minyak milik pemerintah dan perusahaan-perusahaan energi alternatif.

Para analis lain sebelumnya telah menggunakan persamaan-persamaan yang mirip untuk memprediksi iven-iven dalam keuangan, politik dan olah raga.

"Investor yang canggih cenderung meletakkan upaya besar pada pengumpulan, pemrosesan, dan pemahaman informasi yang relevan dengan masa depan arus kas yang dibayarkan sekuritas-sekuritas," kata Malyshkina.

Hasilnya, lanjut dia, penaksiran pasar terhadap iven-iven masa depan yang mewakili prediksi bagian terbesar investor itu cenderung relatif akurat.

Niemeier mengatakan hasil penelitian terbaru ini adalah peringatan terhadap target bahan bakar terbarukan sekarang yang tak cukup ambisius dalam mencegah masyarakat, pembangunan ekonomi dan ekosistem alam dirugikan karena ini.

"Kita memerlukan dukungan kebijakan yang lebih kuat untuk mendorong pembangunan teknologi pengganti ini," katanya. (cok)

Biadap ! 700 Orang Diperkosa dalam Pengusiran


JAKARTA, MP - Lebih dari 700 wanita, pria dan anak-anak telah diperkosa ketika Angola mengusir ribuan orang kembali ke Republik Demokratik Kongo dalam dua bulan terakhir, demikian PBB, Rabu (11/11).

Seorang wanita meninggal di rumah sakit karena luka yang diderita dalam serangan seksual, menurut sebuah kelompok bantuan yang bekerja di DR Kongo dan seorang pejabat penting PBB yang membuat seruan baru pada penyelidikan mendesak atas pemerkosaan itu.

Diperkirakan 7.000 orang telah tiba di DR Kongo dalam dua bulan terakhir setelah diusir oleh Angola, yang menuduh mereka merupakan imigran ilegal, menurut hitungan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

Kelompok-kelompok kemanusiaan melaporkan 6.621 orang di provinsi Kasai Barat dan 322 orang di daerah Tembo di provinsi Bandundu, kata pernyataan OCHA itu.

Lembaga-lembaga swadaya masyarakat pertama-tama yang memperingatkan PBB mengenai pemerkosaan pada 23 Oktober itu.

Menurut beberapa pekerja bantuan, lebih dari 600 orang di Kasai Barat yang telah menyatakan mereka mereka menderita kekerasan seksual, menurut pernyataan itu. Satu misi khusus telah mengunjungi wilayah itu pekan ini.

Satu misi badan kemanusiaan yang pergi ke Tembo sudah menemukan bahwa 99 wanita dan 15 pria telah menjadi korban kekerasan seksual.

"Seorang wanita meninggal di rumah sakit kaena kekerasan yang diderita itu," ujar Francesco Mazzarelli dari kelompok bantuan Italia GISP dalam satu pernyataan.

"Tuduhan pada perlakuan kejam itu perlu diselidiki sebagai masalah yang mendesak," kara Valerie Amos, wakil sekjen PBB untuk urusan kemanusiaan dan koordinator bantuan darurat PBB.(red/*b8)