“Tantangan Dan Peluang Bagi Arus Masuk Investasi”
Sabang sejak tahun 2002 ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas melalui UU No. 37 Tahun 2000. Secara geografis, letak Sabang yang strategis karena berada pada jalur lalu lintas pelayaran (International Shipping Line) dan penerbangan Internasional menjadikan posisinya begitu sentral sebagai pintu gerbang arus masuk investasi, barang dan jasa dari dalam dan luar negeri. Sabang menjadi bufferzone bagi kapal-kapal kontainer atau kapal-kapal kargo lainnya yang melalui Selat Malaka dan Samudera Hindia. Dengan berkembangnya Kota ini sebagai sentral industri padat teknologi yang dapat memberikan manfaat di masa depan dan untuk mengembangkan industri, serta dapat pula berfungsi sebagai pengumpul dan penyaluran hasil produksi dari dan ke seluruh wilayah Indonesia serta negara-negara lain.
Selain itu kawasan sabang juga terkenal dengan pemandangan alam yang indah, dan dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Pemerintah Kota merencanakan Kota Sabang pada tahun 2021 sebagai kawasan wisata yang mempunyai kelengkapan fasilitas yang menunjang kegiatan pariwisata secara optiomal.
Kawasan Sabang sebagai salah satu tujuan wisata, diandalkan sebagai salah satu sumber devisa untuk membiayai pembangunan daerah. Objek wisata beraneka raham dan tersebar di kawasan sabang. Beberapa daerah hanya memiliki sedikit objek wisata alam maupun budaya, namun ada pula daerah yang memiliki objek wisata yang cukup lengkap dari mulai wisata pantai, danau, gunung, serta budaya. Oleh karena itu potensi wisata yang belum dikembangkan harus mulai sedikit demi sedikit dibenahi. Pengembangan ini perlu didukungt dengan pengetahuan yang cukup mendalam tentang karakteristik dan manajemen suatu objek wisata, karakter pola aktivitas wisatawan, dan fasilitas yang ada saat ini.`
Karakteristik Object Daerah Tujuan Wisata Secara umum kita dapat melihat kondisi objek-objek wisata yang ada di kawasan Sabang, yang dari sudut pandang ini akan dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu : berkembang dan belum berkembang. Ada beberapa parameter yang dapat kita lihat kondisi objek-objek ini, yaitu :
Perencanaan secara manajerial yang dilakukan oleh pengelola ODTW dan Perencanaan manajerial secara strategis dari segi pemasaran, SDM, total pelayanan jasa dll yang sudah dilakukan pihak pengelola ODTW selama kurun waktu tertentu.
Kita bisa membandingkan pada karakteristi Objek wisata yang telah berkembang yaitu : Aksesibilitas ke lokasi yang cukup baik, Jumlah pengunjung relatif banyak, Promosi telah ditangani dengan cukup baik, Ketersediaan fasilitas wisata cukup lengkap, Pengelolaan sudah dilakukan, Adanya dukungan pihak swasta dengan penyediaan sarana-sarana penunjang
Objek wisata yang belum berkembang missal : Aksesibilitas ke lokasi yang kurang baik, Jumlah pengunjung relatif sedikit, Promosi belum telah ditangani dengan cukup baik, Ketersediaan fasilitas wisata yang tidak lengkap, Pengelolaan sudah dilakukan belum dengan baik, Belum adanya dukungan pihak swasta dengan penyediaan sarana-sarana penunjang sehingga suasana ODTW menjadi kurang semarak atau sepi, Atraksi wisata yang ditawarkan terlalu sedikit, tidak bervariasi dan kurang unik.
Potensi wisata yang ada di kawasan Sabang ini lebih banyak merupakan potensi alam. Kawasan ini cenderung belum memiliki linkage yang baik dengan kawasan-kawasan yang ada di sekitarnya. Rute perjalanan wisata yang harus dikembangkan pada kawasan ini adalah rute yang memungkinkan perjalanan ke beberapa objek yang menarik. Hal ini akan memungkinkan kunjungan wisata yang bukan hanya kunjungan harian tapi juga kunjungan dalam waktu yang lama, terutama untuk para wisatawan mancanegara.
Potensi wisata yang belum dikembangkan adalah seni dan budaya. Berbagai macam kesenian dan keanekaragaman budaya masyarakat di kawasan Sabang harus dikembangkan untuk mewarnai suasana pariwisata budayanya. Apabila kita menengok kondisi sejarah kawasan sabang akan dapat ditelusuri dan ditemukan objek-objek wisata yang dapat dipelajari. Kemudian kehidupan masyarakat dengan pola-pola budayanya dapat pula diciptakan sebagai atraksi wisata pendukung dari ODTW yang terdapat di kawasan wisata Sabang. Ragam jenis objek wisata yang ada di kawasan Sabang bervariasi, baik wisata alam maupun budaya. Jika diklasifikasikan objek wisata dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu wisata Alama dan wisata Budaya.
1, Wisata Alam, wisata yang penekanan objeknya kepada keadaan alam fisik, fauna dan floranya. Objek wisata alam yang dapat diklasifikasikan ke dalam kategori ini adalah pantai, air terjun, sumber air panas, gunung/ kawah, sungai, agro wisata, gua, bumi perkemahan, taman rekreasi (taman bermain, kebun binatang, kebun buah/bunga dll). Sabang memiliki potensi dan objek wisata alam yang berbasiskan bahari seperti daya hayati pesisir lautan seperti populasi ikan hias, terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove dan berbagai bentang alam pesisir (coastal landscxape) unik lainnya, membentuk suatu pemandangan alamiah yang begitu menakjubkan. Kondisi tersebut menjadi daya tarik yang sangat besar bagi wisatawan. Potensi utama untuk menunjang kegiatan pariwisata di wilayah pesisir dan laut adalah kawasan terumbu karang, pantai berpasir putih atau bersih, dan lokasi-lokasi perairan pantai yang baik untuk berselancar (surfing), ski air, serta kegiatan rekreasi air lainnya. Luas kawasan terumbu karang yang terdapat di Indonesia mencapai 85.000 km2. Umumnya perairan kawasan timur Indonesia memiliki terumbu karang yang lebih beraneka ragam. Diperkirakan bahwa skosistem terumbu karang memiliki keragaman spesies sebanyak 335-362 spesies karang scleractinian dan 263 spesies ikan hias laut. Hal ini menciptakan keindahan panorama alam bawah laut yang luar biasa bagi para penyelam, para wisatawan yang melakukan snorkeling, atau melihatnya dari atas kapal yang dasarnya berkaca (glass bottom boat). Oleh sebab itu, tidaklah berlebihan bila terumbu karang dapat dijadikan modal utama dalam pengembangan wisata bahari di Indonesia khusunya di sabang.
Daerah yang berpotensi dan dapat dikembangkan dan bahkan sudah menjadi objek wisata adalah : Pulau Rubiah Sekitar pulau ini memiliki kawasan taman laut seluas 2.600 hektar yang indah, pengunjung dapat melakukan aktifitas menyelam, snorkling, berperahu, menggunakan kano dan wisata bahari lainnya, Pulau Klah, Pulau Rondo, Pulau Seulako, Pantai Iboih merupakan pantai yang paling popular. Pantai ini berada di areal sekitar 1.300 hektar di Desa Iboih, Kecamatan Sukakarya. Pantai Iboih memiliki fasilitas bungalow serta beberapa warung sederhana yang berjejer rapi di tepi pantai. Aktifitas rekreasi yang dapat dilakukan adalah dapat berenang di pantai serta menyelam. Pantai Gapang memiliki fasilitas untuk menikmati keindahan laut, dan memiliki fasilitas lengkap bagi wisatawan yang tidak membawa peralatan sendiri. Aktivitas rekreasi yang dapat dilakukan adalah menyelam Prasarana yang dimiliki adalah bungalow juga sebuah hotel berbintang. Bungalow mempunyai bentuk arsitektur panggung, yang terdiri dari satu ruangan kecil yang hanya sedikit lebih besar dari tempat tidur. Bungalow-bungalow itu dibangun berkelompok membentuk kompleks menurut pemiliknya. Satu kompleks bungalow biasanya memiliki satu fasilitas sanitari dan tempat makan sendiri-sendiri walau masih terdapat rumah makan di kampung terdekat. Pengunjung biasanya adalah relawan atau pekerja yang beristirahat sejenak dari kesibukannya membantu perbaikan dan pembangunan Aceh, bahkan sudah memiliki repeaters. Pantai Kasih, Pantai Tapak Gajah, Pantai Sumur Tiga dengan pasir putihnya, Pantai Ujung Kareung, di Selatan sangat ideal untuk dikembangkan sebagai tempat mincing yang ideal, Pantai Anoi Itam, dengan pasirnya yang berwarna hitam, Pantai pasir Putih, Pantai Anoe itam, Pantai Lhung Angen.
Selain potensi dan objek wisata bahari, pulau Weh juga memiliki danau-danau, yaitu : Danau Aneuk Laot seluas 30 hektar yang berkapasitas air 7 juta ton, yang merupakan salah satu sumber utama air tawar kota Sabang. Danau paya Seunara. Danau paya karieng. Paya Peuteupen. Paya Seumesi. Selain itu terdapat juga air terjun Pria Laot serta gunung api di daerah Jabol
2. Objek Wisata Budaya, adalah budaya dalam arti luas, tidak hanya meliputi kebudayaan tingkat budaya seperti kesenian, adat istiadat dan segala kebiasaan yang hidup ditengah-tengah suatu masyarakat. Wisata budaya terdiri dari benda cagar budaya, padepokan, taman budaya, kampung/ masyarakat tradisionil, museum, makam/tempat ziarah, sentra kerajinan. Di kawasan Sabang berdasarkan data sementara yang telah penulis peroleh baik secara kunjungan lansung maupun browsing via internet penulis baru menemukan tiga objek budaya yaitu : Monumen Kilometer Nol, Benteng Buvark, Benteng Jepang. Pulau Weh sebagai pulau berpenghuni paling utara dijadikan tempat monumental sebagai patokan titik awal penghitungan jarak di Indonesia. Titik awal itu diberi tanda dengan sebuah monumen yang diresmikan tanggal 9 September 1997 yang bernama “Monumen Kilometer Nol”, pengunjung yang sudah pernah mendatangi titik ini bisa mendapatkan sertifikat kedatangannya di kantor pariwisata kota Sabang. Tempat ini adalah tempat yang monumental, memiliki nilai strategis bagi kedaulatan wilayah Negara Indonesia, fasilitas yang dimiliki adalah bangunan monumen serta papan petunjuk yang berisi bahwa tempat itu sebagai titik acuan penghitungan jarak di Indonesia. Sebagai sebuah objek wisata, tugu KM-0 sudah memadai. Pepohonan tertata rapi, pelindung dan lokasinya yang berada di tengah hutan, yang masih memiliki kehidupan faunanya yaitu monyet-monyet liar. Benteng Buvark Benteng Buvark di Ujong Meutigo berada di pinggir pantai dan cukup tinggi dari permukaan laut, menghadap ke Timur. Masih ada meriam yang tertinggal. Pemandangan dari ketinggian ini sangat indah. Air laut yang jernih menyibak keindahan bebatuan di dasarnya. Benteng Jepang Pemerintah Kota Sabang mempunyai kemauan keras untuk mengembangkan pariwisatanya. Hal ini untuk mempercepat pembangunan di pulau ini, yang tentunya berdasarkan potensi wisata yang dimilikinya.
Kawasan Sabang merupakan daerah yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata ini sebuah peluang bagi arus investasi. Akan tetapi terdapat permasalahan-permasalan yang menjadi tantangan dalam pengembangannya, hal ini dapat dirumuskan kedalam beberapa aspek misal : Objek Wisata apakah yang berpotensi dan juga yang sudah dikembangkan di Kawasan Sabang?. Bagaimanakah mengembangkan daerah tujuan wisata di Kawasan Sabang melalui pendekatan manajerial dan standarisasi fasilitas sarana dan prasana pariwisata sebagai Object Daerah Tujuan Wisata?. Bagaimanakan mengembangkan pariwisata agar selaras dengan nilai-nilai Islami yang dimiliki?. Hal-hal tersebut terlebih dahulu harus diketahu melalui penelitian atau perencanaan awal dilakukan untuk mengetahui objek wisata sudah ada, dan bahkan yang hanya masih merupakan potensi yang dapat dikembangkan sebagai Objek Daerah Tujuan Wisata Kawasan Sabang kemudian untuk dapat dikelola dengan manajemen yang baik.
Oleh : Zulkarnaini Abd, SE,.
Penlis adalah Aktivis LSM Peace Generation of Acehness (PeGAH), serta pemerhati lingkungan dan wisata di Aceh "Aceh Independen 28 - 29 April 2008".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar